Beredar sebuah unggahan berisi narasi yang mengeklaim High-frequency Active Auroral Research Program atau HAARP sengaja digunakan untuk menciptakan bencana banjir.
Faktanya, narasi tersebut adalah keliru. Dilansir dari kompas.com, HAARP adalah fasilitas penelitian atmosfer di Amerika Serikat yang tidak dapat merekayasa cuaca apalagi menciptakan banjir. Lebih lanjut, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pada November 2024 sampai awal 2025 terdapat potensi bencana hidrometeorologi di mana curah hujan diprediksi lebih tinggi dari biasanya dan berpotensi mengakibatkan banjir, longsor, hingga angin kencang. Dikutip dari situs resmi BMKG bmkg.go.id, faktor utama yang memengaruhi cuaca dan meningkatnya bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah fenomena La Nina.