Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa radiasi 5G menyebabkan gejala mirip flu. Unggahan tersebut muncul saat perusahaan telekomikasi meluncurkan teknologi 5G di seluruh Amerika Serikat dan saat negara tersebut menghadapi Covid-19 yang dapat menyebabkan gejala yang sama seperti flu.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari AFP, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS di halaman web berjudul “Bukti Ilmiah untuk Keamanan Ponsel” mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang konsisten atau kredibel tentang masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan energi frekuensi yang dipancarkan oleh ponsel.
Selain itu, Marvin Ziskin, profesor radiologi dan fisika medis di Temple University School of Medicine di Philadelphia, Pennsylvania, menyebut klaim media sosial sebagai informasi palsu yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti orang dan tanpa pembenaran ilmiah.
“Influenza, yang biasa disebut flu, disebabkan oleh virus. Namun, gejala mirip flu bisa disebabkan oleh virus dan bakteri. Baik virus maupun bakteri tidak dapat melakukan perjalanan pada transmisi 5G,” katanya.
Dengan demikian, klaim radiasi 5G dapat menyebabkan gelaja mirip flu adalah informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.9XB239
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...