Beredar sebuah unggahan di media sosial yang menyebut para ilmuwan melakukan konspirasi dengan mengaitkan telur sebagai pemicu risiko pembekuan darah untuk menutupi efek samping berbahaya dari vaksin Covid-19.
Faktanya, klaim ilmuwan sengaja mengaitkan telur sebagai pemicu risiko pembekuan darah untuk menutupi efek vaksin Covid-19 adalah keliru. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), studi yang dirujuk dalam artikel tersebut diterbitkan bertahun-tahun sebelum pandemi Covid-19 melanda dan meneliti risiko penyakit kardiovaskular yang terkait dengan suplemen nutrisi. Adapun tuduhan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan risiko pembekuan darah juga telah banyak dibantah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan bahwa reaksi parah setelah vaksinasi Covid-19 jarang terjadi.
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.337Z4KQ
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...