Beredar postingan Twitter yang mengklaim jika penerima vaksin Covid-19 lebih rentan terinfeksi varian Omicron daripada orang yang tidak divaksin. Postingan tersebut disertai gambar tangkapan layar dari studi kesehatan yang dilakukan di Denmark.
Dilansir dari antaranews.com yang merujuk pada AFP, klaim tersebut adalah keliru. Diketahui, studi yang dirujuk dalam postingan tersebut dikirimkan oleh para peneliti Denmark sebagai laporan awal ke platform daring MedRXiv pada 22 Desember 2021. Pihak MedRxiv telah menjelaskan bahwa pengguna Twitter tersebut salah membaca dan menafsirkan hasil studi yang dicatut. Faktanya, penelitian itu bertujuan untuk menentukan efektivitas suntikan Pfizer dan Moderna terhadap varian Omicron hingga lima bulan setelah vaksinasi penuh. Hasil studi itu juga menunjukkan bahwa infeksi Omicron memang menurunkan efektivitas vaksin. Namun dalam studi tersebut tidak terdapat penjelasan mengenai vaksin meningkatkan infeksi terhadap varian Omicron. Peneliti Denmark juga merekomendasikan masyarakat untuk mendapatkan vaksin booster usai memperoleh dosis vaksin penuh.
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...