Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang mengeklaim bahwa terdapat penelitian terbaru terkait vaksin booster hanya meningkatkan risiko penularan Covid-19. Dalam unggahan tersebut termuat keterangan "Mereka (Cleveland Clinic) mengikuti (51.000) orang ini selama tiga bulan untuk melihat siapa yang terkena COVID ... orang-orang telah memiliki booster bivalen, yang seharusnya membuat Anda paling aman, mereka mendapatkan COVID lebih dari orang lain".
Faktanya, dilansir dari turnbackhoax.id, klaim tersebut nyatanya tidak benar. Diketahui bahwa temuan utama dalam penelitian terbaru tersebut adalah vaksin menjadi kurang efektif terhadap virus jenis baru. Seorang dokter penyakit menular bernama Nabin Shrestha menjelaskan bahwa hasil penelitian tersebut tidaklah membuktikan bahwa semakin banyak vaksin yang diperoleh masyarakat akan meningkatkan risiko penularan Covid-19. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Dirinya turut menegaskan bahwa vaksin tidak akan menurunkan kekebalan tubuh terhadap Covid-19.
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.33R84AC
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...