Beredar pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp yang menginformasikan bahwa terdapat penelitian yang mengungkapkan adanya kandungan darah babi yang terdapat pada filter yang dipakai pada rokok. Pesan berantai tersebut beredar dengan narasi "Mohon untuk share video ini..kita sebagai UMAT MUSLIM jangan sampai mengkonsumsi yang sudah diharamkan oleh agamaa!!! Penelitian: Filter rokok berasal dari Darah Babi Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sydney, Australia, Simon Chapman memperingatkan kelompok agama tertentu terkait dugaan adanya kandungan sel darah babi pada filter rokok".
Faktanya, klaim pada pesan berantai tersebut tidaklah benar. Dilansir dariĀ turnbackhoax.id, informasi terkait filter yang mengandung darah babi terutama untuk Indonesia adalah tidak benar. Hoaks serupa pernah juga muncul di tahun 2010 dan 2013, namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengklarifikasi isu tersebut sejak tahun 2017. Dilansir dari situs resmi BPOM di pom.go.id, berdasarkan hasil uji filter rokok yang dilakukan di laboratorium milik Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) BPOM RI pada tahun 2010 menggunakan metode asam deoksiribonukleat (DNA), dari 5 (lima) merek rokok berfilter yang diuji, tidak terdeteksi adanya kandungan DNA babi. BPOM mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi isu-isu terkait obat dan makanan yang beredar melalui media. Apabila masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM di nomor telp. 1-500-533.
https://turnbackhoax.id/2024/03/18/salah-filter-rokok-mengandung-darah-babi/
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...