Beredar di media sosial Facebook video yang menampilkan seorang wanita sedang melakukan percobaan dengan menggunakan bihun yang kemudian berubah warna menjadi kehitaman setelah diberi obat merah, perubahan warna tersebut diklaim menandakan ada kontaminasi racun. Lalu wanita tersebut menambahkan air rebusan daun kelor pada bihun tersebut dan dalam beberapa saat larutan tersebut kembali jernih. Atas kejadian ini, wanita itu mengklaim bahwa air rebusan daun kelor dapat menetralisir racun yang ada dalam tubuh.
Faktanya Ketua Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Wawaimuli Arozal mengungkapkan bahwa informasi yang ada dalam video itu salah. Klaim bahwa bihun tersebut mengandung racun karena dapat berubah warna saat diberi obat merah dinilai keliru. Menurutnya, perubahan warna itu terjadi karena adanya reaksi kimia yang wajar, bukan karena bihun yang mengandung racun atau toksin. Terkait manfaat, ia menjelaskan bahwa daun kelor memiliki efek antioksidan, menurunkan lemak darah, anti peradangan dan lainnya. Namun, khasiat-khasiat tersebut masih sebatas penelitian yang diuji coba pada hewan. Adapun penelitian yang sudah terbukti pada manusia yakni sebagai suplemen besi, artinya daun kelor berperan sebagai asupan besi pada orang yang anemia karena defisiensi besi.
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...