Beredar pesan berantai WhatsApp yang berisikan informasi mengenai metode alternatif bagi lelaki berusia di atas 50 tahun yang kesulitan membuang air seni. Metode bernama “Jumping Urine” tersebut menyarankan untuk melompat-lompat agar air seni dapat keluar.
Faktanya, menurut Dr Pawan Kesarwani, Direktur Departemen Urologi di Max Super Speciality Hospital menyatakan bahwa melompat-lompat tidak menjadi rekomendasi untuk mengatasi retensi urin atau kesulitan mengeluarkan air seni (urin). Apalagi, metode tersebut berbahaya bila diterapkan oleh para lansia, khususnya yang berusia 70 tahun ke atas. Selain itu, hal yang disampaikan oleh Dr Vikram Kalra, Direktur Neprologi di Aakash Healthcare menyatakan bahwa metode melompat-lompat bukanlah solusi permanen untuk mengatasi retensi urin, tidak berarti semua retensi dapat diselesaikan sendiri. Seringkali retensi urin dapat disebabkan oleh komplikasi pada jalur kompleks antara kandung kemih dan sfingter, atau penyumbatan seperti kandung kemih atau batu ginjal.
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...