Beredar di media sosial Telegram unggahan video berdurasi 33 detik yang memperlihatkan burung mati dan bebek yang menenggelamkan kepalanya di air. Dalam video tersebut, narator menjelaskan bahwa burung yang mati di jalanan disebabkan oleh radiasi jaringan 5G dan karena itu pula bebek menenggelamkan kepalanya untuk menghindari radiasi.
Faktanya, dilansir dari covid19.go.id, semua klaim tersebut tidaklah benar alias hoaks. Setelah dilakukan penelusuran menggunakan reverse image, gambar yang sama ditemukan di artikel bbc.com, yang membahas misteri kematian 3000 burung di Arkansas, Amerika Serikat, tahun 2011. Dilansir dari cnn.com, komisi perikanan Arkansas menyebut kematian massal disebabkan “blunt force trauma” yakni benturan burung-burung tersebut pada obyek keras seperti rumah, pohon, tiang listrik, saat mereka beterbangan. Adapun cuplikan gambar yang memperlihatkan bebek mencelupkan kepalanya di air untuk menghindari radiasi, juga tidak benar. Perilaku bebek-bebek tersebut adalah hal yang alamiah. Bebek tersebut berjenis “Dabbling Duck” atau disebut bebek perenang. Mereka hidup di daerah air dangkal dan sesekali mencelupkan kepalanya di air untuk mengambil makanan seperti ikan atau serangga.
https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-hewan-mati-bergelimpangan-karena-efek-radiasi-5g
https://www.facebook.com/MafindoID/posts/2205765632896396
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...