Beredar sebuah narasi yang menyebut cuaca akan terasa dingin di awal tahun hingga Agustus 2022 mendatang diakibatkan fenomena aphelion. Fenomena tersebut diklaim terjadi karena Bumi berada sangat jauh dari Matahari.
Dilansir dari kompas.com, Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko mengatakan, tidak benar cuaca dingin yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh fenomena aphelion. Ia menambahkan cuaca dingin disebabkan oleh periode musim hujan, bukan karena Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari. Memang benar bahwa fenomena aphelion terjadi ketika titik Bumi berada paling jauh dengan Matahari. Hal ini karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips. Namun, cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan fenomena aphelion. Secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim penghujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022, sehingga menyebabkan penurunan suhu.
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...