Akun Twitter @IhsanAlfatih3 mengunggah video presentasi seorang peneliti yang berbicara mengenai efek samping vaksin mRNA COVID-19. @IhsanAlfatih3 menambahkan keterangan mengenai latar belakang peneliti yang bernama Prof. Dolores Cahill. Pengguna Twitter tersebut juga menuliskan klaim bahwa orang yang menggunakan vaksin COVID-19 akan meninggal dalam kurun waktu 5-10 tahun.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Klaim dari Dr. Dolores Cahill tersebut sudah pernah diklaim “tidak terbukti” oleh factcheck.org pada salah satu artikelnya yang berjudul “Video: Irish Professor Makes Unfounded Claims about Long-Term Effects of mRNA Vaccines”. Video dari artikel tersebut menjelaskan bahwa meskipun tidak ada vaksin atau dan/atau perawatan medis yang 100% aman, ‘clinical trials’ atau uji klinis selalu dilakukan untuk memeriksa apakah manfaat dari sebuah perawatan/obat lebih besar dari resikonya. Vaksin mRNA telah lolos uji klinis dan telah dinyatakan aman.
Selain itu, klaim dari Dr. Dolores Cahill mengenai penerima vaksin mRNA COVID-19 yang akan meninggal dalam kurun waktu beberapa tahun telah membuka banyak diskusi mengenai kredibilitas Dr. Cahill sendiri dan seberapa jauh kebebasan dalam dunia penelitian medis. Hal ini salah satunya dibahas oleh McGill University, Office for Science and Society di artikelnya yang berjudul “The Strange Case of Dr. Cahill and Ms. Hyde.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @IhsanAlfatih3 merupakan konten yang menyesatkan.
https://www.mcgill.ca/oss/article/covid-19-health/strange-case-dr-cahill-and-ms-hyde
Program inovasi Bidang Persandian berbasis kinerja utama dan unggulan Dinas Kominfo dan Persandian Kab. Buleleng adalah Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) merupakan tim kolaborasi yang bersinergi dalam merespon cepat penanganan kejahatan siber untuk mengawal pimpinan dan generasi millenial dari selengkapnya...